RumahCom – Agar dapat membeli atau menjual properti dengan harga yang diinginkan, seorang investor properti harus mampu melihat tren pasar properti. Ternyata, caranya pun sangat mudah.
Motivator dan pengamat properti, Tung Desem Waringin, memiliki tips mengamati perkembangan dan tren properti dengan mudah. Berikut ini nukilannya:
Bunga BankPada saat bunga bank turun, maka hal itu bisa dikatakan sebagai tren properti naik. Tetapi perlu diperhatikan, apakah ini hanya gimmick, karena bisa saja bunga yang rendah diberikan agar proses transaksi menjadi mudah.
Sebaliknya, jika suku bunga bank naik, maka bisa dibilang tren properti sedang turun. Pada saat itu, biasanya para investor mengalihkan investasinya ke sektor finansial.
Permintaan dan Pasokan
Cara lain adalah dengan melihat pasokan dan permintaan (supply and demand). Untuk mengetahui supply dan demand dapat dilakukan dengan:
1. melihat potensi pasar properti tersebut
2. melihat daerah atau kawasan tersebut lebih dahulu
3. menanyakan jumlah penduduk di sana. Jika penduduknya bertambah dari 3.000 menjadi 6.000 kepala keluarga, berarti tren properti di sana akan naik—bukan sudah naik.
Contoh KasusJika Lembaga Pendidikan ditambah di suatu daerah, maka secara otomatis penduduk yang berada di daerah tersebut bertambah. Pertambahan penduduk bisa dari dalam kota sendiri (proses kelahiran) atau bisa juga dari kota lain yang menganggap pendidikan di kota tersebut lebih baik daripada di kota yang semula dihuninya.
Dengan demikian, secara tidak langsung penduduk kota tersebut akan bertambah dan bisa dipastikan harga properti di sana akan naik.
Contoh lain, kawasan pabrik atau industri di suatu daerah ditutup, maka tren properti di daerah tersebut akan turun. Alasannya, banyak mantan karyawan pabrik yang mencari pekerjaan di daerah lain, karena di daerah tersebut sudah tidak ada lapangan pekerjaan yang bisa menampung.
Semakin banyak Anda mengamati suatu daerah, akan semakin terlatih pengamatan Anda. Jika demikian, tak mustahil Anda akan menjadi ahli dalam menangkap peluang bisnis—tidak hanya bisnis properti.
Motivator dan pengamat properti, Tung Desem Waringin, memiliki tips mengamati perkembangan dan tren properti dengan mudah. Berikut ini nukilannya:
Bunga BankPada saat bunga bank turun, maka hal itu bisa dikatakan sebagai tren properti naik. Tetapi perlu diperhatikan, apakah ini hanya gimmick, karena bisa saja bunga yang rendah diberikan agar proses transaksi menjadi mudah.
Sebaliknya, jika suku bunga bank naik, maka bisa dibilang tren properti sedang turun. Pada saat itu, biasanya para investor mengalihkan investasinya ke sektor finansial.
Permintaan dan Pasokan
Cara lain adalah dengan melihat pasokan dan permintaan (supply and demand). Untuk mengetahui supply dan demand dapat dilakukan dengan:
1. melihat potensi pasar properti tersebut
2. melihat daerah atau kawasan tersebut lebih dahulu
3. menanyakan jumlah penduduk di sana. Jika penduduknya bertambah dari 3.000 menjadi 6.000 kepala keluarga, berarti tren properti di sana akan naik—bukan sudah naik.
Contoh KasusJika Lembaga Pendidikan ditambah di suatu daerah, maka secara otomatis penduduk yang berada di daerah tersebut bertambah. Pertambahan penduduk bisa dari dalam kota sendiri (proses kelahiran) atau bisa juga dari kota lain yang menganggap pendidikan di kota tersebut lebih baik daripada di kota yang semula dihuninya.
Dengan demikian, secara tidak langsung penduduk kota tersebut akan bertambah dan bisa dipastikan harga properti di sana akan naik.
Contoh lain, kawasan pabrik atau industri di suatu daerah ditutup, maka tren properti di daerah tersebut akan turun. Alasannya, banyak mantan karyawan pabrik yang mencari pekerjaan di daerah lain, karena di daerah tersebut sudah tidak ada lapangan pekerjaan yang bisa menampung.
Semakin banyak Anda mengamati suatu daerah, akan semakin terlatih pengamatan Anda. Jika demikian, tak mustahil Anda akan menjadi ahli dalam menangkap peluang bisnis—tidak hanya bisnis properti.
Komentar
Posting Komentar