Salah satu yang harus kita nikmati dalam hidup adalah bagaimana rukun
dengan tetangga kita. Kita tidak bisa memilih tetangga yang selalu
sesuai dengan keinginan kita.
Tetapi kita harus bisa menyikapi setiap tetangga dengan sikap terbaik kita.Kelebihannya kita sikapi dengan sikap terbaik, sehingga menjadi ladang yang kita syukuri. Kita bisa mendapatkan manfaat dari tetangga yang banyak kebaikan.Demikian pula kekurangan tetangga pun harus menjadi ladang amal bagi kita.Karena, dia juga adalah saudara kita, yang harus kita bantu menjadi lebih baik dalam hidupnya.
Tetapi kita harus bisa menyikapi setiap tetangga dengan sikap terbaik kita.Kelebihannya kita sikapi dengan sikap terbaik, sehingga menjadi ladang yang kita syukuri. Kita bisa mendapatkan manfaat dari tetangga yang banyak kebaikan.Demikian pula kekurangan tetangga pun harus menjadi ladang amal bagi kita.Karena, dia juga adalah saudara kita, yang harus kita bantu menjadi lebih baik dalam hidupnya.
Kita pun harus senang untuk melupakan, jangan merasa berjasa, merasa
lebih. Karena, kalau kita banyak berharap dari tetangga kita, akan
banyak terluka hati kita. Karena ingin dihargai, ingin dihormati,ingin
dipuji, maka akan makin tertekan diri kita. Pendek kata merdekakan diri
ini dengan banyak berbuat, bukan banyak berharap dari tetangga-tetangga
kita.
Kita tidak akan pernah rugi dengan situasi apapun jika kita selalu
bersikap benar di jalan yang Allah sukai. Tapi kita akan rugi kalau kita
menjadi zalim kepada orang lain. Kalau kita berbuat kebaikan,
makakebaikan itu akan kembali kepada kita.
Tetapi, kalau kita berbuat keburukan, maka keburukan itu pula yang akan
kembali kepada kita. Mudah-mudahan dengan latihan hidup rukun dalam
bertetangga, lingkungan akan bisa kita nikmati di dunia inidan bisa
menjadi amal untuk kelak di akhirat nanti.
Alangkah beruntungnya jika kita hidup danbertetangga dengan orang-orang
yang mulia. Walaupun rumah sempit, kalau tetangganya baik, akan terasa
lapang. Dan, alangkah ruginya, jika rumah kita dikelilingi oleh
tetangga-tetangga yang busuk hati. Walaupun rumah lapang,niscaya akan
terasa sempit.
Memang sungguh nikmat jika kita memilikitetangga-tetangga yang baik
ahlak, ramah, dan penuh perhatian. Kendati demikian, kita tidak pernah
bisa memaksa orang lain untuk selalu bersikap baik,kecuali kita paksa
diri kita sendiri untuk bersikap baik terhadap siapapun.
Musik yang bagus berawal dari suara dan tangga nada yang berbeda-beda,
namun kalau dipadukan akan menjadi indah. Artinya, kitatidak bisa
mengharapkan tetangga-tetangga kita persis sama dengan kita. Bisa jadi
perbedaan keadaan tetangga malah memperindah ahlak kita. Ada tetangga
yang melimpah rizkinya, ada yang kurang rizkinya, ada yang berkedudukan
tinggi, adayang tidak berkedudukan, ada yang rumahnya di gang sempit
(berdempet-dempet),ada yang bertipe menengah, perumnas, atau BTN, bahkan
ada yang besar luas sampai tidak tahu tetangga kanan kiri. Ini adalah
sebuah simponi yang kalau disikapi dengan niat yang indah, niscaya akan
menjadi sesuatu yangmenyenangkan.
Dalam sebuah hadis, Rasulullah SAW bersabda,"Hak tetangga ialah, bila
dia sakit, kamu kunjungi. Bila wafat, kamu mengantarkan jenazahnya. Bila
dia membutuhkan uang, maka kamu pinjami. Dan bila mengalami
kesukaran/kemiskinan, maka jangan dibeberkan, aib-aibnya kamu
tutup-tutupi dan rahasiakan. Bila dia memperoleh kebaikan, maka kita
turutbersuka cita dan mengucapkan selamat kepadanya. Dan bila menghadapi
musibah, kamu datang untuk menyampaikan rasa duka. Jangan sengaja
meninggikan bangunanrumahmu melebihi bangunan rumahnya, lalu menutup
jalan udaranya (kelancaran anginbaginya). Dan janganlah kamu
mengganggunya dengan bau masakan, kecuali kamumenciduknya dan memberikan
kepadanya."
Inilah keadaan rumah Rasul, ketika beliau memasak maka tetangga yang
mencium bau masakan tersebut ikut mendapat makanan. Namun,yang paling
penting, kita melihat bahwa kebahagiaan kita itu bukan soal kitamendapat
sesuatu atau tidak dari tetangga. Yang harus kita latih, kenikmatan
bertetangga bukan mengharapkan sesuatu dari tetangga, tapi berupaya agar
kitabisa berbuat yang terbaik untuk tetangga.
Kita akan tertekan ketika kita berharap banyak.Sebab, yang namanya rizki
tidak selalu bermakna apa yang telah kita dapatkan,melainkan apa yang
bisa kita lakukan. Jangan sampai gorden rumah kita copotgara-gara
terlalu sering melihat tetangga. Makin sering nengokin tetangga,
bisajadi akan semakin menderita, sebab kedengkian kita kepada tetangga
tidak akan mempengaruhi rizki tetangga, sebab yang membagikan rizki
adalah Allah.
Sialnya jika kita dengki sama tetangga namuntetangga tambah nikmat.
Tentu kita tambah menderita. Tetangga makin pulas, kitanggak bisa tidur.
Mau keluar rumah susah, mau masuk juga susah. Bagaimana tidak, sosok
tetangga yang kita dengkikan itu terus muncul di depan kita.
Maka disini kita harus mampu mengemas kehidupan bertetangga menjadi
ladang amal kita.Kalau kita punya tetangga kaya, sukses, jangan iri hati
dan jangan sukamengintip. Apabila tetangga memperoleh kesuksesan atau
keluasan rizki,belajarlah senang dengan kesuksesan orang.
"Alhamdulillah, dia ternyatasekarang dititipi rizki. Mudah-mudahan
barokah, mudah-mudahan bisa banyakmanfaat."
Kalau ada tetangga kita yang kekurangan, harusmenjadi ladang amal bagi
kita. Tidak termasuk orang yang beriman kalau kitakenyang dan pada saat
yang sama tetangga kita lapar. Tidak akan miskin denganmenyantuni
tetangga. Jika beras cukup, sisihkan sebagian untuk tetangga. Bajubekas
anak-anak yang masih layak pakai, kalau belum sanggup memberikan
bajubagus, berikan pada anak tetangga. Panci kita sudah agak
penyok-penyok, berikanpada tetangga yang membutuhkan, kalau kita belum
sanggup memberinya panci yangbagus. Tentu saja, jika mampu, berikanlah
barang-barang yang berkualitas terbaik.
Di sinilah sebenarnya hasil ibadah kita akan terlihat, karena alat ukur
ibadah kita bukan ketika sedang shalat saja, tapi bagaimana sesudahnya.
Misalnya, shalat itu 5 x 10 menit atau 50 menit,dibulatkan menjadi
sekitar 1 jam sehari, sedangkan 1 hari 24 jam. Bagaimanamungkin yang 1
jam baik, sedang yang 23 jam jelek semuanya?
Tidak akan rugi berbuat baik pada tetangga. Makin tetangga merasa nikmat
dengan kita, dengan sendirinya mereka akan ikut membelakita. Sehebat
apapun kita, tetap butuh tetangga. Misalnya, kita punya saudara dokter,
tapi saat anak sakit yang duluan menolong pasti tetangga. Punya
saudara anggota pemadam kebakaran, jika kompor di rumah meletus, yang
lebih dulumembantu memadamkan pasti tetangga. Punya saudara jendral atau
polisi, datangmaling ke rumah, lantas kita teriak, yang duluan ngejar
juga tetangga.
Maka kalau punya tetangga, terus perhatikan.Setiap kebahagiaannya,
kita ikut bahagia. Anaknya lulus, alhamdulillah. Anaknyadapat kerjaan,
alhamdulillah. Anak tetangga dapat jodoh, alhamdulillah. InsyaAllah,
kita akan bahagia terus. Hidup penuh kesyukuran kepada Allah Yang
MahaPemurah.
Makin tetangga sayang kepada kita, makinberbahagia hidup kita. Karena
itu, bersilaturahmi dengan tetangga itu jangancuma sisa waktu.
Maksudnya, luangkan waktu, tenaga, fikiran untuk terus bersilaturahmi
memperhatikan tetangga. Kalau mereka ingin maju, majulahbersama-sama.
Karena, kalau kita maju sendirian dan tetangga tidak ikut maju,bisa jadi
muncul kecemburuan sosial. Hal ini tentu akan merusak iklim
pergaulan sosial di sekitarnya.
Jika kita jadi orang kaya namun tinggal dilingkungan perumahan
sederhana, kemudian bikin rumah lima lantai sendiri tapidi sekelilingnya
gubuk, tentu bisa menimbulkan sakit hati. Usahakan kalau kitapunya
rumah jangan sampai terlalu menyolok, membuat orang lain dengki.
Seperti kata Rasul, jangan sampai menutupi cahaya, kecuali kalau mereka
ridha. Kalau tidak, berikan kompensasi yang memadai. Pokoknya jangan
berbuat yang membuattetanga tidak suka kepada kita.
Pertanyaannya, bagaimana kalau tetangga kita yang kurang baik ahlaknya?
Ini juga bisa jadi ladang amal. Kalau dalam satu RT ada tetangga yang
ahlaknya kurang bagus, kita jangan meladeni dengan hal yang sama,sebab
nanti di tempat itu jadi ada dua yang sama jeleknya: dia dan kita.
Tetangga yang kurang baik, yang kurang bijaksana,harus menjadi ladang
amal bagi kita. Kita berkewajiban memberi contoh bagaimana sikap
bertetangga yang baik. Sikap emosional, sikap membalas dendam, hanya
akan membuat kehidupan bertetangga bagai api disiram bensin.
Bila kita sudah berusaha berbuat baik terhadap tetangga kita, namun
ternyata tetangga kita berbuat sebaliknya, misalnya dia kurang
mengetahui etika bertetangga, kita perlu pahami bahwa orang berbuat
salah, berbuat jelek, belum tentu orang itu ingin berbuat zhalim. Ada
orang berbuat salah karena dia merasa hal itu adalah benar menurut
standar dia. Dia belum tahu, maka tugas kita adalah memberi tahu. Ada
yang sudah tahu, tapi masih susah menghilangkan kesenangannya, maka kita
bantu agar secara pelan tapi pasti dia bisa mengganti kesenangannya tanpa
merugikan orang lain.
Sebagai pelajaran, hati-hati dalam berbuat. Jangan sampai tetangga
merasa teraniaya. Yang paling penting adalah jangan hadapi tetangga
dengan kebencian, karena kalau kita sudah benci kita akan cenderung
menjatuhkan, menyakiti, membeberkan aib, dan semua ini tidak menjadi
solusi.
Tetangga memang orang terdekat dengan kita.Menurut Imam Syafi'i, mereka
adalah empat puluh rumah di samping kiri, kanan,depan, dan belakang. Mau
tidak mau, setiap hari kita berjumpa dengan mereka.Baik hanya sekadar
melempar senyum, lambaian tangan, salam, atau malah ngobrol di antara
pagar rumah. Tetangga adalah orang terdekat dengan kita. Orang
tuabilang, mereka adalah 'andalan' untuk segala suasana.
Rasanya, kita senantiasa harus melakukan instrospeksi terhadap diri
pribadi. Apakah tetangga kita menyukai kehadiran kita atau jangan-jangan
mereka malah terganggu dengan kehadiran kita. Makasudah saatnya kita
menebarkan salam, senyum, pada orang yang berada di sekitartempat
tinggal kita. Menjaga perasaan mereka, mengulurkan bantuan sekuat tenaga.Sebagaimana sabda Rasulullah SAW, "Barangsiapa beriman kepada Allah dan
hari akhir hendaklah ia memuliakantetangganya." (HR Muslim).
Bertetangga adalah bagian kehidupan manusia yang hampir tidak bisa kita
tolak. Manusia, bukan semata-mata personal-being (makhluk individu), tapi
juga merupakan social-being (makhluk sosial).Seseorang tidak bisa hidup
secara sendirian atau menyendiri. Mereka satu samalain harus selalu
bermitra dalam mencapai kebaikan bersama. Ini merupakan hukum sosial.
Islam bahkan memerintahkan segenap manusia untuk senantiasa
berjama'ahdan berlomba dalam berbuat kebaikan. Sebaliknya Islam melarang
manusia bersekutu dalam melakukan dosa dan permusuhan.
Isyarat hidup berjama'ah dalam kebaikan dan harussenantiasa
memeliharanya, misalnya termaktub dalam surat Al-Maidah ayat 2,
yangartinya sebagai berikut;
"Bertolong-tolonganlah kamu dalam berbuat kebaikan dan taqwa dan
janganlah kamu tolong-menolong dalam berbuat dosa dan pelanggaran. Dan
bertaqwalah kepada Allah, karena sesungguhnya Allah sangatberat
siksa-Nya."
nDalam menumbuhkan dan mensosialisasikan budaya kebaikan dan taqwa itu,
tetangga merupakan objek yang patut didahulukan(setelah anggota keluarga
tentunya). Ini hirarki penyebaran kebaikansebagaimana diarahkan Al
Qur'an.
"Bukanlah menghadapkan wajahmu ke arah baratdan timur itu suatu
kebaikan. Akan tetapi sesungguhnya kebaikan itu ialah beriman kepada
Allah, hari kemudian, malaikat-malaikat, kitab-kitab, nabi-nabi,dan
memberikan harta yang dicintainya kepada kerabatnya, anak-anak
yatim,orang-orang miskin, musafir (yang memerlukan pertolongan) dan
orang-orang yangmeminta-minta.".
Bahwa urutan kebaikan menurut ayat di atas adalah,setelah beriman (dalam
pengertian menyeluruh), maka urutan berikutnya adalah membangun
perilaku sosial yang sehat. Jadi Islam menginginkan budaya kesalehan itu
tidak terbatas pada sekup personal (pribadi), tapi juga terciptanya
kesalehan secara sosial. Maka, dalam konteks ini hidup rukun dan
harmonis dengan tetangga menjadi sangat penting dan wajib.
Rasul memerintahkan kita untuk selalu menghormati tetangga jika kita
benar-benar beriman kepada Allah dan Hari Akhir, sepertit ermaktub dalam
hadits beliau di bawah ini;
"Barangsiapa yang beriman kepada Allah danHari Akhir, hendaklah ia menghormati tetangganya." (HR Bukhori)
Anjuran untuk menghormati tetangga, tentu maknanya amat luas.
Menghormati berarti juga tidak menyakiti hatinya, selalu berwajah manis
pada tetangga, tidak menceritakan aib tetangga kita, tidak menghina dan
melecehkannya, dan tentu juga tidak menelantarkannya jika dia
benar-benar butuh pertolongan kita. Rasululullah saw misalnya, melarang
kita berbuat gibah (menjelek-jelekkan kehormatan) pada tetangga kita.
Seorang sahabat bertanyapada Rasulullah, "Wahai Rasulullah, apakah gibah
itu?" Beliau menjawab; "Engkau menyebut sesuatu yang tidak disukai dari
saudaramu." (HR Abu Dawud dan Tirmidzi).
Dari Aisyah Radhiyallahu Anha, Nabi saw bersabda;"Jibril senantiasa
menasihatiku mengenai tetangga, sehingga aku mengira diaakan
mewariskannya." (Muttafaqun 'Alaih)
Syaikh Abu Muhammad bin Abi Jamrah mengatakan;"Memelihara hubungan
dengan tetangga, termasuk bagian dari kesempurnaan iman." Paralel dengan
pernyataan ini, Syeikh Yusuf Qorodhowi menyebutkan,seorang tetangga
memiliki peran sentral dalam memelihara harta dan kehormatan warga
sekitarnya. Dengan demikian seorang Mukmin pada hakikatnya merupakan
penjaga yang harus bertanggung jawab terhadap keselamatan seluruh
milik tetangganya. Bahkan, seorang tidak dikatakan beriman jika dia tidak
bisamemberi rasa aman pada tetangganya.
Ya Allah 'Azza wa Jalla, jadikanlah kami warga yang baik bagi tetangga kami.
http://wildanhasan.blogspot.com/2010/04/indahnya-hidup-bertetangga.html
@ http://senyumkudakwahku.blogspot.com/
@ http://senyumkudakwahku.blogspot.com/
subhanallah, ALLAH akan selalu memberikan kemudahan dalam segala urusan di dunia bagi makhluknya yang senantiasa berbuat baik dengan tengganya dan meringankan beban orang-orang disekitarnya.
BalasHapussesungguhnya saudara yang paling dekat adalah TETANGGA.