Jakarta
Sebanyak 86,6 persen publik menolak kenaikan Bahan Bakar
Minyak (BBM) yang akan dicanangkan pemerintah per 1 April 2012 nanti.
Angka tersebut, menurut Lingkaran Survei Indonesia (LSI), adalah
terbesar sepanjang isu kenaikan BBM sebelumnya.
"86,6 persen publik tidak setuju. Publik menolak kenaikan. Dalam sejarah LSI angka ini sangat besar. Belum pernah ada angka besar terkait kebijakan seperti ini," kata peneliti LSI Adjie Al Faraby.
Pernyataan tersebut disampaikan Adjie dalam jumpa pers mengenai hasil survei LSI 'BBM, BLT, dan Efek Elektoral', di kantor LSI, Jl Pemuda, Rawamangun, Minggu (11/3/2012).
Adjie memaparkan, angka tersebut muncul berdasarkan survei yang dilakukan pihaknya terhadap 440 responden di seluruh Indonesia, metode multi stage random sampling, dan margin error kurang lebih 4,8 persen.
"Survei dilakukan 5-8 Maret 2012," ujar Adjie.
Menurut dia, tiga kali LSI menggelar survei mengenai respons publik terhadap kenaikan BBM yaitu tahun 2005, 2008, dan yang teranyar adalah yang hari ini dirilis LSI.
Dalam survei tersebut, jelas Adjie, memperlihatkan angka penolakan publik terhadap rencana kebijakan pemerintah menaikkan BBM selalu di atas 75 persen. Berbeda dengan survei kali ini yang menunjukan 86,6 persen penolakan dari publik.
"Ini menunjukan kenaikan harga BBM adalah isu yang sensitif. BBM menyangkut hajat hidup orang banyak. Tidak hanya berimplikasi pada satu sektor saja tapi seluruh sektor kehidupan masyarakat," tuturnya.
"86,6 persen publik tidak setuju. Publik menolak kenaikan. Dalam sejarah LSI angka ini sangat besar. Belum pernah ada angka besar terkait kebijakan seperti ini," kata peneliti LSI Adjie Al Faraby.
Pernyataan tersebut disampaikan Adjie dalam jumpa pers mengenai hasil survei LSI 'BBM, BLT, dan Efek Elektoral', di kantor LSI, Jl Pemuda, Rawamangun, Minggu (11/3/2012).
Adjie memaparkan, angka tersebut muncul berdasarkan survei yang dilakukan pihaknya terhadap 440 responden di seluruh Indonesia, metode multi stage random sampling, dan margin error kurang lebih 4,8 persen.
"Survei dilakukan 5-8 Maret 2012," ujar Adjie.
Menurut dia, tiga kali LSI menggelar survei mengenai respons publik terhadap kenaikan BBM yaitu tahun 2005, 2008, dan yang teranyar adalah yang hari ini dirilis LSI.
Dalam survei tersebut, jelas Adjie, memperlihatkan angka penolakan publik terhadap rencana kebijakan pemerintah menaikkan BBM selalu di atas 75 persen. Berbeda dengan survei kali ini yang menunjukan 86,6 persen penolakan dari publik.
"Ini menunjukan kenaikan harga BBM adalah isu yang sensitif. BBM menyangkut hajat hidup orang banyak. Tidak hanya berimplikasi pada satu sektor saja tapi seluruh sektor kehidupan masyarakat," tuturnya.
Sumber :
http://us.news.detik.com/read/2012/03/11/143852/1863826/10/866-publik-menolak-kenaikan-bbm-lsi-angka-ini-sangat-besar?9911012
Komentar
Posting Komentar