Langsung ke konten utama

Apakah ada atap yang tak pernah bocor?

TIDAK ada gading yang tak retak. Apakah ada atap yang tak pernah bocor? Tentu ada, dan rumah Anda bisa mendapatkannya asal cukup tepat rancangannya, cermat dalam pembuatannya, dan maksimum perawatannya. Memang sebenarnya cukup logis apabila atap akan mengalami “kegagalan” dalam menjalankan tugasnya, jika diingat bahwa atap harus menghadapi panas dan hujan bergantian dalam kondisi yang ekstrem dan dalam jangka waktu yang amat lama. Dan, di lain pihak, tak ada yang lebih mengganggu daripada atap yang bocor. 

Bayangkan pada saat seharusnya kita “menikmati” kenyamanan perlindungan dari hujan deras, kita harus repot memindahkan benda-benda yang mungkin akan rusak apabila kena bocoran. Kemudian kita harus segera melakukan tindakan darurat pertama pada saat cuaca tidak begitu menyenangkan. Yang pasti, plafon rumah menjadi korban pertama. Lalu, apa yang harus kita perbuat agar kita terhindar dari “bencana” ini? 

Tentu tidak hanya dengan berfilosofi bahwa bersyukurlah kita masih berada di bawah atap, ingatlah mereka yang basah kuyup di jalan-jalan! Pertama-tama sebaiknya kita memastikan dahulu apa penyebab atap bocor. Banyak hal yang menjadi penyebab bocornya atap, tetapi kita lebih baik menggolongkannya dalam dua kategori, yakni akibat kesalahan dalam prosedur pembuatan dan akibat kesalahan dari hal-hal di luar dugaan. Pertama, kesalahan dalam prosedur pembuatan. Ada banyak jenis atap yang dipakai pada rumah-rumah tinggal. Namun, sebagian besar, seperti yang bisa kita amati, akan menggunakan atap genteng. Dan atap genteng inilah yang paling berpeluang untuk bocor dan paling sulit teknik pencegahan kebocorannya. Daerah yang paling rawan kebocoran adalah tempat pertemuan bidang-bidang atap. Garis pertemuan ini kalau yang cembung ditutup oleh jenis genteng yang disebut nok atau wuwungan (ridge) dan kalau cekung dilindungi oleh talang jurai (valley) yang juga berfungsi sebagai saluran air hujan. Dalam pembuatan atap di daerah inilah kita harus memberikan perhatian lebih. Biasanya penjual genteng atau atap jenis lainnya memberikan petunjuk detail cara pemasangan nok atau talang jurai. Pastikanlah petunjuk ini dilaksanakan persis seperti yang dianjurkan, atau lebih baik. Akan tetapi, sebelumnya yakinkanlah bahwa atap sudah dirancang dalam sudut di atas minimal. Setiap jenis genteng punya “spesifikasi” kemiringan sendiri. Umumnya genteng tanah liat dirancang untuk sudut antara 27,5 sampai 40 derajat. Besar atau kecilnya sudut tergantung tujuan estetika rancangan. Namun, sekali-kali janganlah ketentuan sudut minimal jangan dilanggar sebab jatuhnya tetes hujan tidak selalu tegak lurus mengikuti gravitasi, tetapi lebih sering serong karena pengaruh angin. Apabila sudut tidak cukup, dari celah-celah di antara genteng inilah air hujan akan masuk. Sedangkan celah-celah tersebut sengaja dibiarkan ada untuk keperluan mengakomodasi pemuaian masing-masing keping genteng dan kadang-kadang juga untuk ventilasi. Sebaliknya, kalau sudut atap harus dibuat lebih besar dari 40 derajat, setiap kepingan genteng harus dipakukan ke reng yang berada tepat di bawahnya supaya tidak mudah melorot. Genteng yang dirancang dan dibuat dengan baik selalu ada lubang pakunya untuk hal ini. Kedua, kesalahan di luar dugaan adalah kebocoran yang terjadi lama sesudah rumah selesai dibangun. Pertama tentu kita harus menentukan tempat bocornya di atas sana. Dugaan pertama tentu ada di daerah nok tadi. Kemudian di daerah lain yang kemungkinan besar adalah genteng yang pecah atau tergeser dari tempatnya sehingga menyisakan lubang yang cukup besar, tentu menjadi penyebab bocor. Yang harus kita lakukan hanyalah mengembalikan genteng yang tergeser ke posisi semula atau mengganti dengan yang baru kalau pecah. Namun, di bagian nok akan lebih rumit. Yang harus dilakukan di sini adalah perbaikan sementara dan perbaikan permanen. 

Perbaikan sementara dilakukan pada saat selesainya hujan dan harus dianggap perbaikan darurat karena harus dilanjuti dengan perbaikan permanen yang dilakukan pada musim kemarau berikutnya. Perbaikan sementara bisa berupa pelapisan daerah yang bocor dengan pelapis elastis, baik yang berupa lembaran atau yang berbentuk cair yang diaplikasikan dengan kuas. Perbaikan permanen dimaksudkan untuk melenyapkan masalah kebocoran selamanya. Dilakukan pada musim kemarau karena memerlukan keadaan betul-betul kering dari genteng atau nok atau bagian-bagian yang bocor lainnya. 

Dianjurkan agar dikerjakan sekaligus dengan kegiatan pemeliharaan menyeluruh dari atap untuk efisiensi biaya. Pemeliharaan ini sendiri berupa pemeriksaan posisi genteng-genteng. Pembersihan dari kotoran atau daun-daun kering yang tersangkut di lubang-lubang talang. Sebaiknya dilakukan secara menyeluruh. Konstruksi atap juga harus diperiksa. Apakah masih kokoh dan berbentuk seperti semula. Jika ada perubahan bentuk di bagian tertentu seperti melendutnya bidang atap, apa boleh buat, harus dilakukan pembongkaran dan perbaikan total di bagian tersebut. Pemeliharaan dan perawatan ini sebaiknya dilakukan secara teratur. Perkiraan umur dari beberapa jenis penutup atap: Mengetahui kualitas dan properti dari genteng yang kita pakai tentu akan mempermudah perawatan dan pemeliharaan atap kita. Setiap jenis penutup atap punya umur kerja masing-masing. Sebaiknya ditanyakan kepada distributor atau pabriknya. Atau biasanya dinyatakan dalam masa garansinya. Misalnya bila disebut bergaransi 15 tahun, kita harus bersiap-siap dengan perbaikan atau bahkan penggantian atap rumah kita pada saat selesainya masa tersebut. Di bawah ini, ada beberapa jenis atap dan perkiraan secara umum masa kerjanya. Atap sirap Penutup atap yang terbuat dari kepingan tipis kayu ulin (eusideroxylon zwageri) ini umur kerjanya tergantung keadaan lingkungan, kualitas kayu besi yang digunakan, dan besarnya sudut atap. Penutup atap jenis ini bisa bertahan antara 25 tahun hingga selamanya. Atap genteng beton Bentuk dan ukurannya hampir sama dengan genteng tanah tradisional, hanya bahan dasarnya adalah campuran semen PC dan pasir kasar, kemudian diberi lapisan tipis yang berfungsi sebagai pewarna dan kedap air. Sebenarnya atap ini bisa bertahan hampir selamanya, tetapi lapisan pelindungnya hanya akan bertahan antara 30 tahun hingga 40 tahun. Atap seng Atap ini sebenarnya dibuat dari lembaran baja tipis yang diberi lapisan zinc secara elektrolisa. 

Tujuannya untuk membuatnya menjadi tahan karat. Jadi, kata seng berasal dari bahan pelapisnya. Jenis ini akan bertahan selama lapisan zinc ini belum hilang, yang terjadi sekitar tahun ke-30-an. Setelah itu, atap akan mulai bocor apabila ada bagian yang terserang karat. Atap tanah liat tradisional Akan bertahan selamanya. Cuma warna dan penampilan genteng jenis ini akan berubah seiring dengan bertambahnya jamur yang tumbuh di badan genteng. Di mata sebagian orang, ini memperindah penampilan atap kita. Namun, yang kurang menyukai ini atau memang hal ini tidak sesuai dengan gaya arsitektur rumahnya bisa menggunakan genteng berlapis glasur. Selain melindungi dari lumut, lapisan glasur memungkinkan genteng diberi warna yang juga bertahan hampir selamanya. Atap dak beton Sebenarnya jenis atap datar ini jarang menjadi atap utama. Atap ini hanya digunakan sebagai penutup bagian rumah yang sulit ditutup oleh jenis atap miring. Atap beton bisa dikatakan sebagai atap yang bebas kebocoran mengingat bentuknya yang solid. Meski demikian, sebaiknya atap beton diperiksa setelah mengalami satu musim hujan dan satu musim kemarau alias selama setahun setelah selesai dibangun, untuk mendeteksi keretakanyang mungkin terjadi dan kerusakanlapisan waterproofing-nya. Sementara itu lapisan waterproofing ini memang harus secara periodik diperbaiki atau diganti. Masih banyak jenis penutup atap yang punya umur dan properti masing-masing. Dan masing-masing patut dipertimbangkan untuk dipilih karena punya kelebihan khusus, seperti penampilan, kepraktisan, dan fleksibilitas bentuk. Antara lain adalah penutup atap yang dibuat dengan bahan dasar lembaran bitumen (turunan aspal), asbes atau bahkan dari kepingan batu tipis (slates). Umumnya, rentang usianya bergantung pada lapisan pelindungnya. Untuk perhatian bagi pengguna aluminium foil. Benda ini dirancang untuk menahan panas, bukan untuk menahan air. Aluminium memang dikenal mempunyai sifat-sifat menahan panas. Bagaimanapun dalam menghadapi kebocoran, benda ini memiliki kegunaan, yaitu bisa mencegah bocor yang ringan. Namun, pada saat yang sama kita kesulitan melokalisasi kebocoran tersebut karena titik bocor akan berbeda dengan jatuhnya air di dalam rumah. Pakai Waterproofing, Aplikasikan cat waterproofing pada tiap sambungan dengan benar, agar tidak terjadi retak rambut. Waterproofing adalah bahan pelapis yang kedap air sehingga dapat mencegah kebocoran. Aplikasi waterproofing bisa dilakukan dengan kuas, roller, atau spray. Pengaptikasiannya dibuat berlapis. Lapis pertama, berupa waterproofing yang diencerkan dengan air (10%) agar lebih menyatu dengan permukaan yang dilapisinya. Lapis kedua berupa waterproofing tanpa campuran. Hal ini dilakukan berulang ( minimal 1x ulangan ) dengan tetap ulangan arah lapisannya berlawanan agar kedua lapisan saling “menganyam”. Akhirnya, kalau kita sama sekali tidak ingin mendapat gangguan dari bocornya atap kita, sebenarnya kita hanya memerlukan kiat sederhana: “sedia payung sebelum hujan”. Bangunlah atap dengan bahan dan cara yang sebenar-benarnya dan sebaik mungkin. Setelah itu, periksa dan perbaiki atap setiap menjelang musim

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Tata Tertib Rukun Tetangga (RT) 01 Perumahan Griya Mustikasari

TATA TERTIB WARGA RUKUN TETANGGA  (RT) PERUMAHAN GRIYA MUSTIKASARI RUKUN TETANGGA (RT) 01, RUKUN WARGA (RW) 09 KELURAHAN  MUSTIKASARI, KECAMATAN MUSTIKAJAYA, KOTA BEKASI KEPUTUSAN KETUA RT.01  RW.09 NOMOR : 001 / RT.01 / XI / 2011 TENTANG TATA TERTIB WARGA RUKUN TETANGGA (RT) 01 Bismillahirrahmanirrahim, Ketua Rukun Tetangga (RT.01), Rukun Warga (RW.09) Kelurahan Mustikasari, Kecamatan Mustikajaya, Kota Bekasi Menimbang : Bahwa, seiring dengan perkembangan jumlah warga yang menghuni wilayah RT.01 terus bertambah, seiring memunculkan tindakan-tindaakan warga yang dapat mengganggu ketertiban, ketentraman, kebersihan dan kenyamanan warga RT.01 secara umum. Bahwa, tidak adanya kesamaan pandang tentang hal-hal yang boleh dan tidak boleh dilakukan oleh warga RT.01 yang berkaitan dengan usaha menjaga ketertiban, ketentraman, kebersihan dan kenyamanan warga sangat dimungkinkan menimbulkan gesekan antar warga. Bahwa, sampai saat ini belum terdapat pera

Perumahan Nuansa Alam

Perumahan Griya Mustikasari: “Perumahan Nuansa Alam” yang Makin Berkembang Sejak dibangun pada tahun 1998,Perumahan Griya Mustikasari yang terletak cukup strategis (berada di jalur alternatif menuju Pintu Tol Bekasi Timur mengalami perkembangan cukup signifikan. Berdiri di atas lahan sekitar 10 ha, perumahan Griya Mustikasari saat ini telah berhasil dikembangkan sekitar 100 persen. Berbagai cluster, serta fasilitas umum/fasilitas sosial (fasum/fasos) telah dibangun untuk mendukung kenyamanan hunian di perumahan Griya Mustikasari. Bertemakan 'Perumahan Nuansa Alam', pengelolaan perumahan ini yang membidik segmen pasar kelas menengah ini diarahkan pada konsep hunian yang sangat menekankan kepada penciptaan sebuah lingkungan hidup yang harmonis dilengkapi dengan prasarana dasar yang memadai. Sejak tahun 2002 seiring dengan membaiknya perekonomian Indonesia penjualan rumah di Griya Mustikasari meningkat pesat. Respon masyarakat yang begitu antusias tentunya tidak lepas dari s

Aspek Dampak Lingkungan Akibat Polusi Udara

Usaha pengarangan tempurung kelapa mempunyai dampak terhadap polusi udara dari asap yang dihasilkan usaha milik Bapak Hasan yang sangat berpengaruh polusi udara baik siang maupun malam di lingkungan Perumahan Griya Mustikasari RW.09 dan warga sekitarnya. Meskipun beberapa warga sudah tutup pintu serta jendela, segera lakukan evakuasi selektif bagi orang beresiko seperti balita, ibu hamil, orang tua, dan penderita gangguan pernapasan ke tempat bebas pencemaran. Asap yang ditimbulkan tetap saja masuk ke dalam ruangan rumah, sehingga sering warga kami sesak nafas dan batuk-batuk pada saat bangun tidur. Melihat dampak yang berbahaya demikian, maka wajar bila masyarakat Perumahan Griya Mustikasari RW.09 harus menghindari proses pembakaran pembuatan arang batok kelapa (tempurung kelapa) atau menutup tempat usaha tersebut atau pindah ke lokasi lain yang tidak menimbulkan pencemaran udara.