Langsung ke konten utama

Dua Hal Ini Dapat Tingkatkan Investasi Properti

Selain memiliki nilai tambah (added value), investasi properti juga menawarkan peningkatan nilai tanah dan pendapatan dari sewa yang juga meningkat setiap tahun.

Dalam bukunya ‘Cara Kaya Melalui Properti’, pengamat properti Panangian Simanungkalit menjelaskan, dari sebidang tanah yang dikembangkan—tanah kosong menjadi rumah atau ruko—seorang investor dapat menerima sewa bulanan atau tahunan, tergantung fungsi properti yang dibangun.

Misalnya, pemilik rumah seharga Rp1 miliar, dapat menyewakan rumah tersebut tidak kurang dari Rp50 juta per bulan. Dalam ilmu properti hal ini disebut sebagai yield (hasil sewa).

Keuntungan lain yang bisa didapat pemilik adalah kenaikan harga sewa. Mengapa demikian? Secara ekonomi, sifat kelangkaan tanah terhadap waktu akan terus terjadi sepanjang perekonomian di sebuah negara terus tumbuh. Itulah sebabnya pemilik properti yang menyewakan propertinya kepada pihak lain dapat mengharapkan kenaikan nilai sewa setiap tahun, paling tidak sebesar inflasi.

Peningkatan Nilai Tanah
Apresiasi nilai tanah merupakan keuntungan lain dari investasi properti. Sebagaimana kita sadari, jumlah manusia setiap saat terus bertambah, sementara jumlah tanah tidak dapat bertambah. Ini merupakan teori klasik yang secara sederhana menjelaskan mengapa harga tanah terus merangkak naik dari waktu ke waktu.

Berdasarkan pengamatan Rumah.com, secara nominal harga tanah di Indonesia tidak pernah turun. Contohnya, pada tahun 1979 harga tanah di Kelapa Gading hanya Rp35.000 per meter persegi, yaitu ketika kawasan elit tersebut pertama kali dikembangkan. Saat ini, harga tanah di lokasi tersebut sudah mencapai Rp14 juta – Rp25 juta per meter persegi.

Demikian juga di bilangan Pondok Indah, pada tahun 1980 harga tanah hanya berkisar Rp50.000 per meter persegi, tetapi sekarang harganya sudah menyentuh angka Rp27 juta - Rp30 juta per meter persegi.

Karena sifatnya yang terbatas, maka semakin hari persediaan tanah akan relatif semakin langka terhadap jumlah penduduk atau orang yang membutuhkan tanah tersebut. Hal ini disebabkan karena faktor kelahiran (natalitas) dan meningkatnya tingkat kegiatan ekonomi sebuah masyarakat, yang menyebabkan manusia  tidak puas hanya memiliki satu rumah.

Meningkatnya taraf ekonomi juga membuat pengembangan kegiatan manusia semakin laju, seperti dibangunnya perkantoran, pusat perbelanjaan, restoran, bioskop, dan lain sebagainya.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Tata Tertib Rukun Tetangga (RT) 01 Perumahan Griya Mustikasari

TATA TERTIB WARGA RUKUN TETANGGA  (RT) PERUMAHAN GRIYA MUSTIKASARI RUKUN TETANGGA (RT) 01, RUKUN WARGA (RW) 09 KELURAHAN  MUSTIKASARI, KECAMATAN MUSTIKAJAYA, KOTA BEKASI KEPUTUSAN KETUA RT.01  RW.09 NOMOR : 001 / RT.01 / XI / 2011 TENTANG TATA TERTIB WARGA RUKUN TETANGGA (RT) 01 Bismillahirrahmanirrahim, Ketua Rukun Tetangga (RT.01), Rukun Warga (RW.09) Kelurahan Mustikasari, Kecamatan Mustikajaya, Kota Bekasi Menimbang : Bahwa, seiring dengan perkembangan jumlah warga yang menghuni wilayah RT.01 terus bertambah, seiring memunculkan tindakan-tindaakan warga yang dapat mengganggu ketertiban, ketentraman, kebersihan dan kenyamanan warga RT.01 secara umum. Bahwa, tidak adanya kesamaan pandang tentang hal-hal yang boleh dan tidak boleh dilakukan oleh warga RT.01 yang berkaitan dengan usaha menjaga ketertiban, ketentraman, kebersihan dan kenyamanan warga sangat dimungkinkan menimbulkan gesekan antar warga. Bahwa, sampai saat ini belum terdapat pera

Perumahan Nuansa Alam

Perumahan Griya Mustikasari: “Perumahan Nuansa Alam” yang Makin Berkembang Sejak dibangun pada tahun 1998,Perumahan Griya Mustikasari yang terletak cukup strategis (berada di jalur alternatif menuju Pintu Tol Bekasi Timur mengalami perkembangan cukup signifikan. Berdiri di atas lahan sekitar 10 ha, perumahan Griya Mustikasari saat ini telah berhasil dikembangkan sekitar 100 persen. Berbagai cluster, serta fasilitas umum/fasilitas sosial (fasum/fasos) telah dibangun untuk mendukung kenyamanan hunian di perumahan Griya Mustikasari. Bertemakan 'Perumahan Nuansa Alam', pengelolaan perumahan ini yang membidik segmen pasar kelas menengah ini diarahkan pada konsep hunian yang sangat menekankan kepada penciptaan sebuah lingkungan hidup yang harmonis dilengkapi dengan prasarana dasar yang memadai. Sejak tahun 2002 seiring dengan membaiknya perekonomian Indonesia penjualan rumah di Griya Mustikasari meningkat pesat. Respon masyarakat yang begitu antusias tentunya tidak lepas dari s

Aspek Dampak Lingkungan Akibat Polusi Udara

Usaha pengarangan tempurung kelapa mempunyai dampak terhadap polusi udara dari asap yang dihasilkan usaha milik Bapak Hasan yang sangat berpengaruh polusi udara baik siang maupun malam di lingkungan Perumahan Griya Mustikasari RW.09 dan warga sekitarnya. Meskipun beberapa warga sudah tutup pintu serta jendela, segera lakukan evakuasi selektif bagi orang beresiko seperti balita, ibu hamil, orang tua, dan penderita gangguan pernapasan ke tempat bebas pencemaran. Asap yang ditimbulkan tetap saja masuk ke dalam ruangan rumah, sehingga sering warga kami sesak nafas dan batuk-batuk pada saat bangun tidur. Melihat dampak yang berbahaya demikian, maka wajar bila masyarakat Perumahan Griya Mustikasari RW.09 harus menghindari proses pembakaran pembuatan arang batok kelapa (tempurung kelapa) atau menutup tempat usaha tersebut atau pindah ke lokasi lain yang tidak menimbulkan pencemaran udara.